EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT DENGAN METODE ATC/DDD DAN DU 90% TAHUN 2024

Kurniatullah, Dimas Saputra (2025) EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT DENGAN METODE ATC/DDD DAN DU 90% TAHUN 2024. KTI thesis, Universitas Muhammadiyah Lamongan.

[img] Text
Halaman Pernyataan Orisinalitas_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (70kB)
[img] Text
Lembar Persetujuan_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (155kB)
[img] Text
Lembar Pengesahan_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (126kB)
[img] Text
Halaman Judul_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (597kB)
[img] Text
Bab 1_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (372kB)
[img] Text
Bab 2_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (441kB)
[img] Text
Bab 3_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (290kB)
[img] Text
Bab 4_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (206kB)
[img] Text
Bab 5_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (162kB)
[img] Text
Daftar Pustaka_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (173kB)
[img] Text
Lampiran_Dimas Saputra Kurniatullah_2202050419.pdf

Download (2MB)

Abstraksi

Demam Tifoid penyakit infeksi akut pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Dalam upaya pengobatan demam tifoid, pasien diberikan antibiotik sebagai terapi farmakologi. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi, yaitu suatu kondisi ketika respon bakteri menjadi lebih kuat terhadap suatu antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif dengan sampel pasien penderita demam tifoid di Rumah sakit Muhammadiyah Babat tahun 2024 dan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan nilai DDD/100 patient days tertinggi yaitu Ciprofloxacin (25), kemudian Seftriakson (22,1), Sefiksim (14,3), Tiamfenikol (3,8), Levofloxacin (2,5), dan yang terendah yaitu Sefotaksim (0,1). Berdasarkan metode ATC/DDD, penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat belum rasional. Antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90% yaitu Ciprofloxacin (36,87 %), Seftriakson (32,6 %), dan Sefiksim (21,1 %). Berdasarkan metode DU 90%, penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat sudah rasional. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid di rumah sakit ini sangat terpusat pada Ciprofloxacin dan Seftriakson. Dominasi dan tingginya nilai DDD Ciprofloxacin memerlukan perhatian khusus terkait meningkatnya laporan resistensi Salmonella typhi terhadap golongan Fluorokuinolon secara global.

Item Type: Thesis (KTI)
Uncontrolled Keywords: Demam Tifoid, Antibiotik, ATC/DDD, DU 90%
Subjects: Fakultas Ilmu Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan > D3 Farmasi
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan
Depositing User: Dimas Saputra Kurniatullah
Date Deposited: 26 Aug 2025 05:52
Last Modified: 26 Aug 2025 05:52
URI: http://repository.umla.ac.id/id/eprint/5553

Actions (login required)

View Item View Item