PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN DEMAM TIFOID YANG MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL dan CEFOTAXIME DI PUSKESMAS KEMBANGBAHU LAMONGAN TAHUN 2020

Aprilia, Rani Puji (2022) PERBANDINGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN DEMAM TIFOID YANG MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL dan CEFOTAXIME DI PUSKESMAS KEMBANGBAHU LAMONGAN TAHUN 2020. kti thesis, Universitas Muhammadiyah Lamongan.

[img] Text
rani puji aprilia.pdf

Download (5MB)
Official URL: http://repository.umla.ac.id/cgi/users/home?screen...

Abstraksi

ABSTRAK Rani Puji Aprilia, 2022. Perbandingan Lama Rawat Inap Pasien Demam Tifoid Yang Menggunakan Antibiotik Chloramphenicol dan Cefotaxime Di Puskesmas Kembangbahu Lamongan Tahun 2020. Karya Tulis Ilmiah Program Studi D3 Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pembimbing (1) Apt. Irma Susanti, M. Farm. (2) Apt. Riana Prastiwi H, M. Farm. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan tepatnya pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia serta merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi yang buruk. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri sehingga salah satu terapinya dengan menggunakan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan lama rawat inap pasien demam tifoid yang menggunakan antibiotik Chloramphenicol dan Cefotaxime di Puskesmas Kembangbahu Lamongan tahun 2020. Desain penelitian ini adalah deskriptif secara retrospektif dengan teknik purposive sampling dengan pengumpulan data menggunakan rekam medik pasien demam tifoid tahun 2020. Populasi pada penelitian ini adalah pasien demam tifoid di Puskesmas Kembangbahu Lamongan pada periode 2020 dengan sempel pasien demam tifoid yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari penelitian menunjukkan sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (55,8%) dengan rentang usia 5-11 tahun (26,9%). Antibiotik yang diberikan kepada pasien tifoid di puskesmas kembangbahu lamongan adalah antibiotik chloramphenicol (51,9%) dan cefotaxime (48,1%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien demam tifoid yang diberikan terapi antibiotik Chloramphenicol memiliki lama rawat inap lebih cepat dibandingkan pasien yang diberikan terapi antibiotik Cefotaxime. Hal ini sesuai dengan pedoman terapi dari kementrian kesehatan RI yang menyatakan bahwa Chloramphenicol sebagai terapi lini pertama dalam penangganan penyakit demam tifoid. Kata kunci: Tifoid, Antibiotik, Puskesmas.

Item Type: Thesis (kti)
Uncontrolled Keywords: Tifoid, Antibiotik, Puskesmas
Subjects: Fakultas Ilmu Kesehatan > D3 Farmasi
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan
Depositing User: Irwan Sulistyawan
Date Deposited: 10 Oct 2022 02:16
Last Modified: 10 Oct 2022 02:16
URI: http://repository.umla.ac.id/id/eprint/2239

Actions (login required)

View Item View Item